Senin, 15 Juni 2009

Peristiwa itu Menjawab Semuanya

Hari Selasa tepatnya tanggal 9 Juni 2009 aku merasa aneh, beda, kayak orang bingung dan aku nggak tahu harus ngapain. Hari itu aku hanya males-malesan aja di kost, padahal aku bukan termasuk tipe orang pemalas.


Jam 11.00 HP kakakku bunyi, di dalam layar hp terlihat nomor rumah sedang memanggil. Kemudian reflek aja langsung aku angkat. Terdengar suara: "Hallo!"(Ternyata telfon itu dari papaku). Lalu aku menjelaskan kepada papaku kalau kakakku lagi istirahat dan kebetulan aku yang angkat telfonnya. Ternyata papaku cuma mau bilang kalau mau beli HP baru, beliau juga sempat menanyakan kabar kakakku, "Sudah sembuh apa belum?" papa juga pesen: "Gimana kuliahnya? belajar yang rajin yah!". "Iya Pah!" jawabku.


Setelah itu aku bergegas mandi dan siap-siap pergi ke kampus. Bukan untuk kuliah melainkan untuk mengambil uang di bank yang akan aku gunakan untuk membayar kost.
Sesampai disana ternyata bank sudah tutup. Wah, sial. Aku kurang cepat! bank sudah keburu tutup. Ya sudah lah! Aku merasa kecewa dan malas banget harus balik lagi ke kost.
Kemudian tiba-tiba pikiranku mulai kosong. Aku tak tahu kenapa, seperti ada yang membawaku untuk berjalan ke depan kampus. Tanpa sadar aku menghentikan salah satu angkot yang lewat di depanku. Kemudian aku masuk angkot itu. Aku tidak tahu mau kemana. Padahal aku juga tidak ada tujuan yang jelas. Ga papalah! itung-itung refreshing. Main ke kota sendirian.(Padahal sebelumnya aku belum pernah jalan sendirian ke kota, pasti aku ajak teman-temanku)

Aku turun pasarraya Salatiga, kemudian aku jalan sendiri menyusuri toko-toko kecil, disitu aku merasa sedih banget, karena jalan sendiri dan aku merasa seperti hidup di kota asing dan tak mengenal siapapun. Aku benar-benar kayak orang gila! tapi aku masih bertanya-tanya kepada diriku sendiri. Kenapa sih aku kok jadi kayak gini? Ada apa? Kok aneh ya?
Ak berjalan dan terus berjalan. Hingga akhirnya aku menyeberang jalan dan memasuki salah satu toko. Di dalam toko itu aku benar-benar nggak ada tujuan sama sekali kalau mau beli sesuatu. Aku cuma lihat-lihat saja. Kemudian daripada aku seperti orang hilang, aku terpaksa membeli sesuatu dan barang yang aku beli itu benar-benar nggak ada manfaatnya buat aku.
Aku berada di dalam toko tersebut kira-kira hampir 1 jam. Benar-benar nggak jelas!Aku sempat sebel sama diriku sendiri.Kenapa aku ini?


Malam harinya aku masuk ke kamar kakakku yang sedang sakit. Waktu itu dia minta dipijitin, dia bilang kalau badannya rasanya sakit semua.
Setelah itu kakakku tertidur dan aku memutuskan untuk mengerjakan tugas Konseling yang harus dikumpulkan besok pagi.
Tiba-tiba HP kakakku bunyi, kemudian kakakku menerima panggilan itu. Ternyata itu dari Om ku. Om ku bilang kalau aku dan kakakku harus pulang besok pagi karena papaku anval. Sebelum kita tanya-tanya lebih lanjut, Om ku sudah menutup telfonnya. Kita berdua benar-benar panik dan bingung. Bagaimana keadaan papa di rumah? Apakah baik-baik saja? Kemudian aku telfon nomor rumah. Tut...tut...tut... Tidak ada respon. Tidak ada yang angkat telfon sama sekali.


Aku coba lagi...


Tut...tut...tut... akhirnya ad seseorang yang mengangkat telfon itu. tapi yang terdengar bukanlah kata "hallo" melainkan suara tangisan yang menyayat hati. Yah, itu suara ibuku. kemudian ibuku memberikan telfon itu kepada omku. Om ku bilang kalo sebentar lagi dia akan jemput kita berdua. udah cuma gitu aj. ga ada kata2 lain.
Malam itu ak dan kakakku bener2 ga dapat informasi yang jelas. ak berusaha untuk tidak menebak-nebak arti dari semua ini. Aku tahu, tapi aku ga maw hal itu terjadi pada papaku. Ak mencoba untuk positif thinking, dan membuang jauh2 pikiran negatifku.

Kemudian ak balik ke kamarku untuk mempersiapkan barang2 yang akan aku bawa pulang. Di kamar ak sempet nangis dan memohon petunjukNya. Tuhan,, ada apalagi ini? ak bingung...
Setelah itu tiba2 ada yang mengetuk pintu kamarku. setelah ak buka ternyata kakakku. Dengan bercucuran air mata dia menghampiriku dan memelukku erat sambil berbisik : May, papa udah ga ada...(kebetulan ada salah satu saudaraku yang sms kakakku. Di sms itu tertulis : Turut berduka cita atas meninggalnya ayahanda dst...Nah sms itulah yang menjawab semuanya.)
Spontan, saat mendengar kata2 itu ak menangis di pelukan kakakku. ak bener2 syok dan ga percaya atas apa yang telah terjadi pada malam itu. Kemudian satu per satu temen2 kostku masuk ke kamarku,untuk memberi dukungan dan empati buat ak. Tapi kemudian ak sadar, mungkin ini jalan terbaik untuk papa, karena selama ini papa udah cukup menderita karena penyakitnya.

jam 2 pagi Omku udah menunggu ak dan kakakku di depan pintu gerbang kost. Kemudian teman2 kost dengan setia mengantar kita berdua sampai ke pintu gerbang meskipun rasa kantuk menyerang mereka. Hingga akhirnya kami meninggalkan tempat itu...
Dalam perjalanan, ak ga sempat tidur. Ak hanya bisa menangis dan mengenang hal2 terindah dan peristiwa2 yang ak alami bersama papaku dulu.

Hingga akhirnya sampailah di depan rumahku. Ak melihat dari dalam mobil, suasana rumahku benar2 mengharukan... orang2 berduyun-duyun mendatangi rumahku. Ak tak bisa menahan tangis, tapi kakiku memaksa aku untuk bergegas masuk melihat papaku. Kemudian dengan sekuat tenaga, ak memberanikan diri untuk masuk ke dalam rumah dengan didampingi saudaraku.
Ak ga bisa berkata apa2 ketika ak melihat sebuah peti mati yang diletakkan di tengah ruangan, dan di dalamnya terdapat jasad papaku yang sudah terbujur kaku. Ak menjerit, menangis dan memeluk ibuku. Ibuku tampak tak berdaya.
Ak melihat wajah papaku tampak damai karena beliau sudah melepaskan beban beratnya yang selama ini ia rasakan dan ak percaya papa pasti udah bahagia disamping Tuhan. Selamat Jalan Papa... Miss U...

Singkat cerita :
papaku mengidap penyakit diabetes mellitus kemudian komplikasi ke ginjal sehingga ginjalnya tidak bisa berfungsi dengan baik dan memaksa beliau untuk menjalani cuci darah (HD) 2 kali setiap minggunya. Kemudian diagnosa terakhir mengatakan bahwa jantung papaku udah mengalami pembengkakan. Namun beberapa hari sebelumnya, papaku tampak sehat dan ceria. Sama sekali tidak menunjukkan tanda2 kalo papaku akan meninggalkan kita untuk selamanya. 3 hari sebelum papaku menghembuskan nafas terakhirnya, beliau sempat becanda ma ak, nyicipin nasi padang yang sedang ak makan, tanya2 ma ak tentang kegunaan beberapa bumbu dapur, nasehatin ak agar ak memakai sepatu hak tinggi kalo mau pergi ke gereja/kuliah (secara, ak kan pendek ^_^), truz papaku juga sempet tanya tentang hasil seleksi asisten lab.terapan yang beberapa minggu yang lalu sempat aku ikuti, tapi sayangnya ak ga lolos. tapi untungnya papaku ga marahin ak, besok kn bs dicoba lagi..


Dulu ak termasuk anak yang tomboy. mainanku bukanlah sejenis boneka, masak2an, atau asesoris, melainkan pistol2an, mobil2an, tentara2an, game boy, dll. Itu semua papa belikan untukku. (mungkin papaku pengen banget punya anak cowo).
Dari kecil sampai kelas 4 SD, ak selalu tidur di dekat papaku.
ketika ak mabok perjalanan, dengan sabar papaku membersihkan muntahanku.
ketika ak menangis karena ga bisa tidur, papaku selalu menggendongku dan menenangkanku.
ketika ak tidak sengaja menumpahkan gula pasir, papaku tidak memarahiku melainkan menasehati ak agar tidak mengulanginya lagi.
Papa selalu mengajarkan kepadaku untuk rajin belajar, rajin k gereja, disiplin, tepat waktu, menghargai orang tua, sopan dengan orang lain, jaga kebersihan dan kesehatan, hemat, memilih tempat kerja yang bonafit, berhati-hati dalam memilih pasangan hidup, dan mengembangkan potensi.

Papa paling ga suka kalo ak :
-ceroboh
-lola (loading lama)
-menutup pintu lemari es pake kaki
-menaruh barang tidak pada tempatnya
-membeli hal2 yang tidak penting
-ga niat latihan nyanyi atau latihan musik
-lupa membuatkan minuman untuk tamu
-terlambat berangkat ke gereja
-pergi ma temen terlalu lama


Tapi ak bersyukur karena semua itu telah mengajarkanku untuk menjadi lebih dewasa...
Apa yang telah terjadi, dulu, sekarang, dan esok, ak yakin Tuhan pasti sudah mengaturnya dan mempersiapkannya untuk kita semua.
Terima Kasih Tuhan...Terima Kasih Papa...


So, Kita masih diberi kesempatan oleh Tuhan untuk berkarya dan berbuat baik.
GBU

NB: mereka yang mengerti adalah mereka yang pernah mengalami hal yang sama.