Tiba-tiba aku bergairah untuk menulis note ini karena aku baru saja mendapatkan “hadiah” dari Tuhan. Benar-benar tamparan yang keras buat aku ketika aku harus mengetahui bahwa tidak semua yang aku harapan bisa menjadi kenyataan. Tamparan ini membuatku tersadar dari keangkuhanku, kesombonganku, kepicikanku, dan keegoisanku selama ini. Memang benar kata orang, kita tidak akan pernah sadar dan tahu sendiri ketika kita belum mengalaminya.
”Mengapa aku baru sadar sekarang? Kenapa nggak dulu-dulu aja?” kalimat inilah yang selalu membuatku merasa malu dengan diriku sendiri.
Dulu aku terlalu yakin dengan segala sesuatu yang ada di dalam diriku ini, tanpa mau membuka mata dan membuka telinga.
Aku terlalu yakin bahwa apa yang aku pikirkan itu benar.
Aku terlalu yakin bahwa apa yang aku katakan itu benar.
Aku terlalu yakin bahwa apa yang aku lakukan itu benar.
Tapi ternyata, semua yang aku pikirkan, katakan, dan lakukan itu tak selamanya benar.
Sampai-sampai nasehat dari ”orang terdekat” sekalipun tidak mempan untuk mengubah sifat batuku ini.
Aku selalu meremehkan dia, menganggap bahwa semua nasehatnya adalah hal yang tidak penting. ”Hanya menggangguku saja.”pikirku.
Hingga akhirnya, aku sadar bahwa hal yang menggangguku itu benar-benar pergi.
Pergi dan takkan kembali.
Aku rindu mendengar nasehat-nasehat yang pernah menggangguku itu.
Aku rindu diganggu.
Aku rindu dengan nasehat-nasehatmu.
Aku rindu kamu...
Sesuatu yang sudah di depan mata, kenapa aku justru mencarinya di seberang lautan?
Sesuatu yang luar biasa, kenapa aku justru mencari yang biasa diluar?
Sesuatu yang sudah dipermudah, kenapa aku justru mencari yang dipersulit?
Aku tidak ingin menjadi filsuf yang selalu berandai-andai, toh kondisinya juga tidak akan kembali seperti semula.
Aku sependapat dengan Indah Pertiwi ketika menyanyikan lagunya yang berjudul Baru Aku Tahu Cinta itu Apa, semua liriknya mewakili isi hatiku saat ini...
Ada saat mengakui
Kesalahan yang ku buat
Ada saat ku mengerti
Setelah ku kehilangan
Senyummu air matamu
Setiamu dulu ku hancurkan
Baru aku tahu sakit itu apa
Setelah kau bukan milikku
Baru aku tahu cinta itu apa
Setelah kau hapus cintaku
Yang dulu dalam hatimu
Kini saat ku belajar
Menghargai yang ku punya
Satu hal yang aku harapkan di hari ulang tahunku nanti adalah bisa benar-benar membuka mata dan membuka telinga.
Terima Kasih Tuhan, dengan adanya tamparan keras ini berarti Tuhan masih sayang ma aku dan masih memberikan kesempatan buat aku untuk tidak melangkah sendiri melainkan selalu mengandalkan Tuhan dalam setiap pikiran, perkataan, dan perbuatanku.
