Gambar di atas merupakan salah
satu dokumentasi dari nilai raportku ketika SD. Saat itu aku bersekolah di SD
Kristen Pangen Purworejo. Sempet nggak nyangka, ternyata dulu aku pernah pinter
juga. Hmm, ralat : lebih tepatnya beruntung! Bisa jadi karena jumlah muridnya
yang terlampau sedikit, dan hawa kompetisinya masih belum begitu terasa sehingga
tanpa aku sadari saat itu adalah saat dimana aku sedang jatuh dan terlena. (Peringkat 1 dari 11 siswa).
Akhirnya masuklah aku ke SMP
Negeri 1 Purworejo. SMP yang konon katanya paling favorit “kedua” se-kabupaten
Purworejo. Lho, kenapa nggak masuk ke SMP favorit “pertama” aja? Nah itu dia,
karena dulu aku terlalu cepat berpuas diri dengan hasil prestasi yang pernah
aku dapatkan sebelumnya sehingga aku tidak menyadari bahwa ternyata ada banyak
saingan di luar sana. (Peringkat 4 ke 2 dari 40 siswa).
Nah, kalau yang ini lain
ceritanya. Sekedar informasi saja, setelah lulus SMP aku melanjutkan ke SMA
Negeri 6 Purworejo dan saat itu aku cuma menjadi pelajar yang “pas-pasan”. Pas
ada PR atau tes semesteran baru giat belajar. Tapi kalau pas nggak ada PR atau
sejenisnya, ya udah nggak belajar. Pas-pasan banget memang. Saat duduk di
bangku kelas 1, aku hanya mendapatkan peringkat 10 besar. Itupun yang bagian
bawah, seperti ranking 9 dan 10. Parahnya lagi saat naik ke kelas 2, aku sama
sekali tidak mendapatkan ranking! Hingga
akhirnya ketika aku naik ke kelas 3, aku mempunyai sebuah cita-cita yang
mungkin terdengar remeh. Aku ingin namaku dipanggil ketika upacara bendera dan
bisa berdiri tegap disamping seseorang yang aku kagumi untuk menerima
penghargaan hasil pencapaian prestasi yang baik. Biasanya yang namanya
dipanggil adalah mereka yang mendapatkan peringkat 1, 2, dan 3 di setiap
kelasnya. Kebetulan orang yang aku kagumi itu adalah siswa yang selalu mendapatkan
peringkat 1 di kelasnya. Wow, keren sekali! Keren prestasinya, keren orangnya,
dan juga hatinya.
“Tidak
ada yang tidak mungkin jika kita ada niat dan usaha”, itulah mottoku saat itu.
Awal semester kelas 3 aku belajar lebih giat dari sebelumnya. Mulai fokus untuk
memperbaiki nilai dan selalu menyempatkan diri untuk latihan soal di rumah. Belajar
menjadi makanan sehari-hari dan nggak tahu kenapa aku justru sangat
menikmatinya! Hingga akhirnya aku terima raport di semester pertama, ketika
mengetahui hasilnya aku sedikit kecewa karena aku belum bisa merealisasikan
cita-citaku. Hasil belajarku masih belum memenuhi standar, peringkat 10 besar
pun belum berhasil aku dapatkan. Saat upacara bendera aku hanya menghela nafas
panjang karena belum bisa menemani sosok yang ku kagumi itu untuk menerima
penghargaan. Oke, masih ada kesempatan lagi di semester berikutnya. Aku masih
tetap belajar, belajar, dan terus belajar. Prioritasku saat itu lebih kepada
masa depanku kelak. Semoga aku bisa lulus dengan nilai yang baik! Benar, doaku
terkabul. Saat pengumuman kelulusan tiba, aku bersyukur sekali karena telah dinyatakan
lulus dengan nilai baik, dan Tuhan juga memberikan bonus untukku yaitu mendapat
peringkat ke 3 dari 32 siswa!!! Wuahhh…mukjizat banget!! 3 kali berturut-turut
nggak pernah dapet rangking, eh tau-tau udah nangkring di peringkat 3 aja. Senang
sekali pastinya. Cinta memang is magic!
Sesuatu banget! Tapi lagi-lagi harapanku untuk berbaris dan berdiri tegap
bersama sosok yang ku kagumi itu hanya impian belaka karena kita sudah pada… LULUS.
Jadi, kapan kita bisa upacara bareng
lagi? :)