Telah ditemukan beberapa kertas
yang sudah lusuh dan sedikit kotor di sebuah gudang, tepatnya di dalam kardus
cokelat. Kumpulan kertas itu terdiri dari 8 lembar. Pada halaman pertama bertuliskan
“Maiyalova” dengan font cukup besar berwarna merah muda. Aha.. aku ingat, itu
adalah tulisanku yang aku buat pertama kali ketika aku duduk di bangku SMA.
Biasalah namanya juga anak baru gedhe, suka menuangkan isi hatinya ke dalam
tulisan. Tulisan itu kemudian aku ketik dan aku edit kembali agar bentuk
penyajiannya lebih enak dibaca, karena ada beberapa ejaan yang masih salah
begitu juga dengan titik komanya. Namun hal ini tidak mengurangi esensi dari
isi ceritanya.
Oke guys, langsung aja deh berikut
ini adalah tulisan perdanaku tentang seseorang, yang pasti “He is my first love!”. Jujur, dulu aku
sempet bingung mau kasih judul apa buat tulisanku ini, tapi karena dulu lagi
jaman-jamannya novel teenlit Dealova dan saat itu aku juga lagi nggak kreatif
maka tercetuslah sebuah judul yang kedengarannya cukup keren yaitu MAIYALOVA.
Dengan maksud bahwa cerita tersebut merupakan cerita cintanya Maya dengan
seseorang yang berinisial “i”. Nyambung nggak sih? Whatever lah.
Ladies and gentleman, please welcome… Maiyalova!
Angin dingin berhembus melalui
celah-celah jendela, disusul hujan deras yang membasahi gedung gereja. Beberapa
saat setelah itu aku berjalan ke depan teras gereja, kutadahkan tanganku ke
atas, seketika itu kurasakan dinginnya air hujan yang turun dari langit. Saat
itu aku berpikir untuk menunda kepulanganku. Aku menoleh ke belakang, kulihat
teman-temanku tampak asyik berbincang dengan yang teman lainnya sembari
menunggu hujan reda. Tiba-tiba terdengar suara seseorang, suara yang menyejukkan
hati dan tak asing lagi di telingaku: “May, jangan berdiri di luar.. nanti
masuk angin lho.” Aku hanya meresponnya dengan sebuah senyuman. Kemudian aku
kembali masuk ke dalam gedung gereja.
Mulai sekarang aku harus belajar
untuk berjiwa besar karena kadangkala kehidupan itu sering bertolak belakang
dengan apa yang kita harapkan. Sekarang saatnya untuk move on dan menjalani hari demi hari tanpa adanya dia lagi. Yahhh,
anggap saja ini hanyalah sebuah kisah tentang cinta monyetku yang bisa
diceritakan untuk anak cucuku kelak. Cuma buat lucu-lucuan aja kalau dulunya
pernah beruntung punya pacar yang baik hati, perhatian, tampan, populer, dan
penuh talenta. Ini semua terjadi bukan semata-mata karena aku beruntung, namun
karena campur tangan Tuhan juga. Thx God, sudah mengenalkan diriku kepadanya.
Aku cuma berharap semoga detik ini dia masih mengingat seseorang yang dulu dan
mungkin sampai sekarang masih mengasihinya, yaitu aku. Terima kasih karena kamu
telah membuat hidupku lebih berwarna, menghiburku setiap waktu, mengajariku
tentang berbagai hal yang positif, dan selalu membuatku tersenyum. Aku
bersyukur telah diberi kesempatan untuk mendapatkan kebahagiaan ini walaupun
hanya sebentar, semua itu sudah sangat cukup buatku. Kadangkala aku merindukan
senyumannya yang selalu membuatku nggak bisa tidur, canda tawanya yang bikin
aku selalu ketawa terus, cerita-ceritanya yang panjang kali lebar dan lebih
banyak nggak mutunya tapi aku seneng, tingkah lakunya yang nggemesin sehingga
membuatku nggak pengen jauh-jauh darinya, dan semua yang berhubungan dengan
dia. Kenapa sih aku bisa segitunya suka ma dia? Entah mengapa panah cupid itu
tiba-tiba menancap di hatiku hingga akhirnya aku bisa merasakan sesuatu yang
sebelumnya belum pernah aku rasakan. Apakah ini sekedar rasa kagum saja atau
mungkin sekedar ngefans doang? Bukan, rasa ini beda…dan baru kali ini aku
merasakannya. Sepertinya aku sedang jatuh cinta.
Masa PeDeKaTe
Dulu pada saat aku duduk di
bangku SMP, aku sudah mengenal apa itu cinta. Sebagian teman-temanku banyak
yang sudah mempunyai pacar. Katanya sih berpacaran itu asyik dan menyenangkan,
tapi menurutku biasa saja. Pada saat itu aku berpikir kalau cinta anak SMP itu
hanyalah cinta monyet yang kadang suka meloncat kesana kemari atau
berpindah-pindah ke lain hati. Pada saat itu aku juga udah pernah punya pacar
tapi karena dicomblangin temanku, bukan karena aku beneran suka sama cowo itu.
Akhirnya aku nggak bisa memaksakan diri untuk terus berpura-pura menyukainya
karena menurutku hubungan seperti ini tidak efektif untuk diterusin lagi.
Hingga akhirnya aku mengenal
seorang laki-laki yang pada saat itu sudah memakai seragam abu-abu sedangkan
aku masih berseragam putih biru. Umur kami terpaut 2 tahun, meskipun begitu aku
merasa senang dan nyambung ketika berteman dengannya. Awalnya sih cuma temen,
lama-lama jadi demen. Hehe. Proses pedekate ku ama dia lumayan lama, kira-kira
setengah tahunanlah. Bisa dibilang kita berdua merupakan korban cinta lokasi
dari kegiatan-kegiatan yang sering diadakan oleh gereja. Mau nggak mau kita
pasti sering ketemu, sering ngobrol dan saling bekerjasama dalam mempersiapkan
beberapa acara di gereja.
Dulu ketika kita masih dalam
proses pendekatan, dia ngajakin aku ke Geger Menjangan dalam rangka kegiatan
gereja. Kalau inget waktu itu, ugh…perjalanannya cuapek banget karena kita
harus melewati banyak sekali anak tangga untuk bisa sampai ke atas bukit.
Kakiku rasanya pegel semua, untung ada dia yang selalu nolongin aku bawain
tasku dan jagain aku. Aku jadi inget kata-katanya dia waktu itu :”Maya kenapa,
capek ya? Makanya kalau jalan jangan cepet-cepet ya. Apa mau aku gendong nih?”
Idih, senengnya diperhatiin ama cowok yang kita taksir. Waktu itu aku sempet
kaget loh dia ngomong gitu, langsung aja deh aku masang muka stay cool dan menolak secara halus atas
tawarannya. Jangan sampe dia tahu kalau saat itu aku udah kegeeran setengah
mati. Malu kali. Setelah sampe di puncak bukit, aku dikasih makanan dan minuman
ama dia. Disana kita cerita-cerita, ada aja yang diobrolin. Saking groginya aku
sering nggak konsen ma ceritanya, menatap matanya saja aku tak mampu. Haiyah,
prett. :)
Suatu hari dia pernah ngajakin
aku ke pantai Jatimalang. Kita kesana bersama teman-teman gereja. Di sana kita mainan air, seru
banget loh. Setelah itu aku ma dia duduk di tepi pantai sambil ngobrol-ngobrol
gitu deh. Tiba-tiba dia menuliskan namaku dan namanya di atas pasir kemudian
dia kasih tanda cinta di tengahnya. Idih, kayak di pilem-pilem aja. Trus
spontan aku hapus pake tanganku karena aku malu kalau dibaca temen-temen yang
lainnya. Eh nggak tahunya dia malah bersihin tanganku yang kena pasir tadi.
Waduh, kok malah jadi gini sih, jadi canggung gimana gitu. Untung aku nggak
semaput disana. Hahaha. Karena terlalu serius, kita berdua nggak nyadar kalau
ternyata di depan kita udah ada ombak yang lumayan gede. Finally, baju kita jadi basah semua karena diserang ombak secara
mendadak. Lalu kita buru-buru mendatangi WC Umum terdekat untuk membersihkan
diri. Dalam perjalanan pulang sempet-sempetnya dia tanya : “Bajumu udah kering
belum? Nanti kalau masuk angin gimana?” Kebetulan saat itu aku nggak bawa baju
ganti. Ilah perhatian banget sih Mas…J. Sesampai di rumahku,
aku mengajaknya untuk makan bareng tapi dianya nggak mau katanya sebentar lagi
dia juga mau pulang. Ya udah deh, aku tinggal sebentar untuk beres-beres rumah.
Waktu aku lagi berjalan ke arah ruang tamu, tiba-tiba dari belakang ada
serangan mendadak. Dia nutupin mataku pake tangannya trus aku disuruh nebak
siapakah dia. Huuu…dasar kurang kerjaan tuh anak. Trus setelah itu dia juga
sempet ngerjain aku lagi, katanya di hidungku ada sesuatu. Mati deh gue, jangan
bilang kalau ada upilnya. Aku kan
malu. Takut juga kalau dia langsung ilfil gitu. Aku dah berusaha menggosok
hidungku beberapa kali agar sesuatunya itu hilang, pikirku. Endingnya, dia
berlagak ingin menunjukkan sesuatu yang ada di hidungku. Eh, ternyata dia cuma
mau mencet hidungku doang toh. Hks, lagi-lagi aku dikerjain. Huuh, sebel
buanget…tapi seneng gila!
Hari berikutnya dia ngajakin aku
olahraga pagi, acaranya kita akan olahraga bersama dengan teman-teman gereja.
Sekitar jam 6 pagi dia dan temannya ke rumahku untuk menjemput aku. Lalu ketika
kita mau berangkat, dia sengaja menitipkan Honda Tigernya ke temannya agar kita
berdua bisa jalan kaki bareng. Hmm, idenya oke juga. Dalam perjalanan tiba-tiba
sandalnya putus, trus dia terpaksa jalan tanpa menggunakan alas kaki. Kemudian
dia ngomong begini ma aku :”Maya, kamu malu nggak jalan bareng ma aku? Aku kan nggak pake sandal?”
trus aku jawab spontan :”Ngapain juga aku harus malu kalo jalan bareng ma kamu
mas, ga papa kok santai aja lagi!” Sebenernya kalimatnya mau aku terusin begini
;”Tahu nggak mas, aku tuh udah merasa seneng banget bisa jalan bareng ma kamu,
tentang sandalmu yang putus mah nggak ngaruh buat aku, aku sih asyik-asyik
aja”. Ups, untung aja aku nggak keceplosan ngomong gitu. Bisa berabe cuy.
Akhirnya sampailah kita di sebuah
SD, kebetulan halamannya luas jadi bisa untuk berolahraga. Pertama kita
mengikuti senam pagi bersama setelah itu kita olahraga sendiri-sendiri. Aku
main basket sedangkan dia main kasti. Lagi asyik-asyiknya main basket tiba-tiba
salah satu temenku manggil-manggil namaku sambil kasih tahu kalau mas yang
sandalnya putus itu barusan jatuh karena terpeleset. Otomatis aku langsung
panik dan nyamperin dia untuk ngliatin keadaannya. Ternyata kakinya terluka, di
bagian betis ada sobekan lumayan panjang dan darahnya banyak banget. Aku nggak
tega ngliatin dia kesakitan gitu. Aku langsung cari air bersih untuk ngompres
lukanya ama cari obat biar lukanya bisa cepet sembuh. Untung aja ada kakak
sepupuku yang bisa langsung menangani dia biar kakinya nggak infeksi. Setelah
kakinya diobatin, aku langsung cari buku biar bisa ngipasin lukanya, aku
berharap lukanya bisa cepet kering dan dia bisa cepat sembuh. Dia bilang:
“Udahan ngipasinnya, ntar kamu capek loh”. Aku tetep pura-pura nggak denger.
Aku nggak mau kalau dia kenapa-kenapa, pokoknya bawaannya khawatir banget.
Pulang dari situ, dia nggak bisa nganterin aku karena kondisinya yang nggak
memungkinkan. Lalu dia minta tolong salah satu temennya untuk nganterin aku
pulang. Lucunya, meskipun dia barusan jatuh dan masih sakit tapi dia tetep
ngikutin aku dari belakang untuk nganterin aku sampai rumah. Kebetulan saat itu
dia lagi diboncengin temennya. Hmm, jadi terharu.
Suatu hari pada saat kita lagi
kebaktian di gereja, nggak sengaja kita memakai baju yang sama yaitu
kotak-kotak abu-abu. Trus setelah selesai kebaktian, aku nanyain ke dia
:”Gimana kakimu mas, udah sembuh belum?” kemudian dia menjawab :”Yah, udah agak
mendinganlah. Untung ada suster Maya yang mau nolongin aku jadinya kakiku udah
agak sembuhan dikit. Hehehe…” Hmm, bisa aja bikin aku GR. J
Detik demi detik berlalu, hari
demi hari berganti rasanya aku semakin dekat dengannya. Setiap saat dia selalu
membuat hidupku menjadi lebih berarti. Thank’s ya Mas!
Suatu hari ketika dia habis
pulang dari rumah temennya, dia mampir sebentar ke rumahku. Ternyata dia cuma
mau ngasih buah durian buat aku karena dia tahu kalo aku suka banget ma durian.
Habis itu dia pulang deh. Hari berikutnya tepatnya siang hari, dia mampir ke
rumahku. Tahu nggak apa yang dia bawa buat aku? Dia bawain aku bunga mawar
merah…ich, sok romantis banget! Katanya aku disuruh jagain bunga mawar itu biar
nggak cepet layu, dia juga pesen kalo bunga itu harus dipasang di meja belajar
biar belajarku tambah giat dan tetep inget dia terus. (yang ada aku malah nggak
bisa belajar gara-gara tuh bunga mawar. Hehe…).
Cemburu = Sayang
Hingga suatu saat kita pernah
salah paham, sehingga terjadi perang dingin diantara kita. Gara-garanya nggak
mutu banget. Aku sempet nggak suka liat dia maen drama pas acara gereja.
Ceritanya dia berperan jadi suami, dan ada temen ceweknya yang berperan jadi
istri. Nah, acting mereka kebetulan menjiwai banget dan aku sempet cemburu
lihat mereka. Hahaha…hello siapa gue? Pacarnya aja bukan, kenapa mesti cemburu?
Terus temen-temen pada ngelus punggungku sambil bilang: “Sabar ya May…sabar.”
Sambil ketawa ngakak. Wah, mereka nggak sopan banget nih ngerjain aku. Si dia
juga ikutan ketawa sambil ngeliatin aku. Semenjak itu aku jadi ngambeg nggak
jelas, biasalah namanya juga anak ABG, masih ababil banget pengen cari
perhatian. Suatu hari dia maen ke rumahku trus dia nanya baik-baik kenapa kok
aku mendadak ngambeg, tapi akunya malah diem aja, pasang muka cemberut sambil
manyun-manyun. Sumpah, childist
banget deh! Dengan sabar, dia menanyakan hal yang serupa tapi aku tak kunjung
menjawabnya. Gengsi kali, masa aku bilang kalau aku cemburu? Nggak mungkin lah.
Hehehe. Lama kelamaan akhirnya dia pamit pulang, kesel ma aku mungkin, karena
ditanyain nggak mau jawab. Setelah dia bener-bener pergi, aku baru sadar kalau
sikapku ini salah. Nggak tahu kenapa aku merasa nyesel dan khawatir banget kalo
dia marah ma aku sampai berlarut-larut. Aduuhh, jangan donk, please.. Aku
sampai telpon adiknya, nanyain kabarnya dia. Kata adiknya dia jadi
uring-uringan di rumah. Matik! Aku juga sempet curhat ma temen dekatnya, aku
cerita semuanya kalau aku ngambeg kayak gitu karena aku cemburu. Eh, akunya
lagi cerita serius, temennya malah ngetawain aku. Emang lucu yah? Hmm, terserah
deh yang penting aku pengen dia tahu masalah yang sebenarnya.
Malam-malam dia datang ke
rumahku, dia datang bersama temen dekatnya yang kapan hari aku curhatin itu.
Aku kaget, kok dia mau maen ke rumahku, bukannya kita lagi musuhan ya? Pas aku
liatin ekspresinya, kok dia udah senyum-senyum gitu? Apa dia udah maafin aku?
Oww, aku tahu.. ini pasti karena temen deketnya udah cerita semuanya ke dia.
Dan berarti kesimpulannya dia udah tahu dong kalau aku ngambeg gara-gara aku
cemburu? Wuuaaahhhh.. aku jadi malu. Sebagai tanda maafku, aku udah nyiapin
kejutan buat dia. Kata salah satu informen terpercaya, dia tuh lagi suka banget
ma spiderman lalu aku iseng-iseng cari patung spiderman dan akhirnya aku dapet
deh. Berkat dukungan dan bantuan dari teman-teman juga, akhirnya kita bisa
baikan lagi! Horeeee…asek! Akhirnya aku seneng banget bisa lihat senyumnya
lagi. Keesokan harinya dia mengunjungi rumahku lagi, ternyata dia juga bawain
bingkisan buat aku. Ihirr…Walah, ko malah jadi bales-balesan hadiah gini? Jadi
enak nih.
Isinya handuk warna biru, itukan warna favoritku! Handuknya bergambar aladin
dan jasmine. So sweetttt! Dan sampai sekarang meskipun itu handuk udah blutuk
banget dan warnanya udah mulai memudar tapi tetep aja masih aku pake Ini
merupakan salah satu bukti nyata bahwa aku telah menghargai pemberian orang
lain. (bilang aja kalo nggak punya handuk laen, hehe…).
Saat hari natal tiba, dia
ngajakin aku untuk makan-makan di rumahnya. Aku baru pertama kali loh datang ke
rumahnya. Rasanya deg-degan banget. Kemudian waktu tahun baru, dia ngasih aku
boneka salju, katanya sih kakaknya sendiri yang mbikinin. Hingga pada suatu
hari dia ngajakin aku ke Curug, Somongari. Di sana ada air terjunnya, keren banget deh
pokoknya. Pagi-pagi dia udah jemput aku ama temen-temennya. Sebelumnya kita
nitipin motor di rumah temennya. Kemudian kita cari angkutan yang jurusannya
bisa nyampe ke tempat itu. Karena begitu padat penumpangnya, dia ngalah dan
rela duduk di atas angkot. Hahaha, kasian banget. Tapi kayaknya dia bangga
banget bisa duduk di atas sana.
Sebelum angkotnya berangkat, dia sering iseng jambakin rambutku dari atas,
kebetulan jendela dekat tempat aku duduk terbuka sedikit. Jadi dia bisa leluasa
godain aku biar aku kesel ma dia. Kalau aku marah dia mesti ketawa. Dasar!
Sampai di sana kita jalan kaki cukup lama karena
jalannya menanjak dan agak licin. Dalam perjalanan dia selalu membimbing aku
biar aku nggak jatuh dan terpeleset. Dia juga nggak segan-segan megangin
tanganku pada saat menyeberang sungai dan membawakan sandalku. Aku berkata
dalam hati, buset… ni cowok baik banget, perhatian banget ma aku. Dulu aku
sempet mengira kalo dia baik hati ama aku karena cuma mau ngerjain aku doang,
eh ternyata aku salah. Sepertinya dia bener-bener sayang ma aku. Namun aku
takut salah menyimpulkan rasa itu. Tibalah kita ke tempat air terjun yang
dituju. Di sana
aku diajak berenang ma dia, tapi berhubung aku nggak bisa renang jadinya dia
nuntun aku pelan-pelan menuju air terjun. Waktu lagi berjalan di dalam air,
dengan hati-hati kakiku menumpu batu-batu yang ada di dalam air dan pastinya
tanganku masih berpegangan erat dengan tangannya. Ketika kakiku akan berpindah
dari batu yang satu ke batu yang lain tiba-tiba… aww…aku terpeleset dan secara
spontan aku meluk dia! Saat itu aku malu banget karena nggak sengaja meluk dia.
Dianya malah ketawa, langsung aja deh aku sadar diri dan nggak meluk dia lagi.
Ugh, sumpah rasanya malu banget. Setelah itu dia nuntun aku naik ke atas batu
besar. Batu itu letaknya pas di dekat air terjun. Ternyata dia pengen foto
bareng ma aku di situ. Tiba-tiba salah satu temennya sudah siap dengan
kameranya dan… jeepreettt! Dengan gaya
yang culun akhirnya kita berdua berhasil foto bareng di dekat air terjun. Chesee! (Sampai sekarang keberadaan foto
itu masih dipertanyakan. Terakhir aku lihat masih di dalam dompetnya dia, namun
sekarang tak tahu entah kemana).
Kejutan Tak Terduga
And then, pada tanggal 31 bulan 1 tahun 2003 tepatnya hari Jumat pukul
14.00 WIB aku ma dia resmi jadian. Aku masih inget waktu itu dia pake kaos
t-shirt merah gambar spiderman sedangkan aku pake baju pink yang bagian
belakangnya ada kerudungnya. Malemnya dia maen ke rumahku untuk nemenin aku
jaga rumah soalnya papa mamaku lagi ada keperluan sebentar. Mamaku bilang ke
dia, “Titip Maya yah”. :) kebetulan disitu juga ada kakakku dan temen-temen
gereja. Sekitar jam sebelas malem dia telpon aku, cuma untuk memastikan doang
apakah orang tuaku udah pulang apa belum, dia bilang dia kasian plus nggak tega
ninggalin aku sendirian. Tapi untung aja kedua orangtuaku udah pulang jadinya
dia nggak khawatir lagi.
Pada saat hari kasih sayang tiba
tepatnya pada tanggal 14 Februari, aku malah nangis. Gara-garanya hari itu kita janjian ketemuan
untuk ngerayain hari valentine, pas dia dateng aku pas lagi nggak ada di rumah.
Waktu aku udah pulang, dianya udah nggak ada di rumahku. Aku sedih banget dan
khawatir kalau dia nggak bakalan balik lagi ke rumahku. Biasalah, pikiran
anak-anak ABG kan
suka parno gitu. Nangislah aku di tempat tidur, jijay banget deh pokoknya.
Sampai-sampai tetanggaku yang biasa kerja di tempatku ikutan nangis karena
nggak tega liatin aku sedih. Hihihi, lucu juga kalau inget kejadian itu.
Selesai aku nangis, nggak lama kemudian tiba-tiba bel rumahku bunyi, ibuku
bilang si dia udah menungguku di ruang tamu. Saat itu juga aku langsung
menghapus airmataku dan datang menghampirinya. Kalimat pertama yang keluar dari
mulutnya adalah, “Hayo.. hayo.. siapa ya yang barusan nangis?” Matik! Mesti ibu
yang kasih tahu tentang aksi kebodohanku tadi. Aku cuma bisa mesam mesem sambil
ngeles-ngeles dikit.
Hari itu aku bahagia banget
karena bisa merayakan hari valentine bersama dia, ditambah lagi karena dapet
kejutan dari dia. Aku diminta untuk membuka sendiri isi tas nya dan ternyata di
dalamnya ada sebuah bantal bulu bertuliskan I
love You berwarna merah kemudian ada coklat cadburry yang dibungkus rapi
bersamaan dengan apel merah plus ucapan valentine di atasnya. Wahh, makasih ya!
masnya repot-repot deh..:)
Malemnya kita berdua ngedate
bareng, kita datang ke acara parade band di sebuah gedung. Saat itu kita
kompakan pake baju bernuansa merah. Situasi di sana ternyata rame banget sampai-sampai kita
nggak kebagian tempat duduk. Kita cuma dapet 1 tempat duduk, dan akhirnya kursi
itu dia berikan ke aku sedangkan dia memilih untuk berdiri disampingku. Keluar
dari gedung, langit tampak mendung. Seketika itu hujan gerimis menjadi teman
kita dalam perjalanan pulang. Kemudian si dia memintaku untuk berpegangan erat
karena beliau akan menambah kecepatan motornya yang gedhe itu. Sesekali dia
juga megangin tanganku supaya aku nggak begitu kedinginan (maklum, saat itu mas
nya nggak bawa jas hujan). Dalam perjalanan aku hanya bisa berdoa di balik
punggungnya. Ada
2 doa yang aku panjatkan. Yang pertama supaya kami berdua selamat sampai rumah
dan yang kedua doa ucapan syukur karena telah diberi kesempatan untuk memiliki
teman dekat yang baik hati seperti dia.
Tanggal 23 Februari 2003, dia
tepat berusia 17 tahun. Dia merayakan sweet
seventeen di kediamannya. Pada saat pemotongan kue, aku diberi kehormatan
untuk menerima special cake darinya
diiringi tepuk tangan meriah dari teman-temannya. Saat itu dia juga ngenalin
aku ke orangtuanya, sumpah deg-degan bangett cinn...
Di hari spesialnya, aku hanya
bisa memberikan hadiah berupa bola basket dengan tujuan agar dia bisa semakin
giat berlatih dalam bermain basket. Ada
perasaan kagum bercampur bangga ketika melihat dia bertanding basket bersama
teman-temannya.
Suatu hari dia ada job ngeband di
Klaten. Ternyata pulangnya dia sempat mampir sebentar ke mall untuk mbeliin aku
sesuatu. Pada saat jadwal apel tiba, dia langsung meluncur ke rumahku dengan
membawa kejutan lagi. Dia minta agar aku membuka sendiri bingkisan yang ia
bawa. Dan ternyata isinya adalah sebuah jaket berwarna biru, itukan warna
favoritku! Wuahh, senengnya.. Pas mau nyobain tu jaket, eh si dia ikutan
bantuin aku. Wahh…tambah seneng deh akunya. Makasih banyak ya mas.
Dia itu jago banget bikin
kejutan-kejutan yang tak terduga. Dulu sebelum jadian, pas dianya maen ke Jogya,
sempet-sempetnya dia mesenin aku 2 buah gantungan kunci berupa inisialku (M) dan
namaku (Maya). Tak lupa dia juga mesenin gantungan kunci buat kakakku. Biar
nggak rebutan kali yah? :p
Surat Cintaku yang Pertama
Kapan hari aku pernah curhat ke
dia kalo binderku dipinjem temen dan nyebelinnya binderku nggak dibalikin. Aku
cuma sekedar cerita aja dan aku juga udah mulai nglupain binderku yang ilang
itu. Nggak tahunya beberapa hari setelah itu, dia datang ke rumahku dengan
membawa sebuah kado. Perasaan ultahku masih lama kok masnya bawain aku kado?
Dia pesen, sebaiknya bukanya kalo dia udah pulang aja. Dan benar, aku membuka
kado itu setelah dia pulang. Sebelum buka kado, aku menemukan surat
berwarna biru dan dengan sukses aku telah dibuat terharu oleh surat itu. Inilah surat cintaku yang pertama :
Buat : Yayang Maya
di situ aja.
Eit, tunggu dulu
sebelum k-mu mbaca surat ini senyum dulu dong kan k-lo senyum + manis.
Aku ngasih kamu hadiah ini sich bukan untuk apa2, tapi cuma pingin
nunjukin kalo aku sayang……….banget ama kamu.
Kalo memang kamu ‘gak suka ama hadiahku bisa disimpan aja, kalo kamu
suka aku seneng banget soalnya aku beli barang ini kan dengan susah payah.
Sorry ya kalo hadiahku ini baru aku kasih sekarang soalnya aku belum
sempet bungkusnya, jadi ya baru sekarang aku ngasihnya. Aku tau kamu kan suka ama barang ini
jadi ya aku beliin.
Ya udahlah gitu aja
isi surat ini
singkat, padat tapi bisa dimengerti. Sekarang hadiahnya boleh dibuka. Kalo udah
dibuka jangan kaget ya! Sekarang kaget aja dulu.
Aku Sayang Kamu.
Dari
Yayang-mu.
(ttd)
A.I.P
Habis baca surat itu spontan aku langsung senyum-senyum
nggak jelas sambil bukain kertas kadonya (yang ini nggak perlu dibayangin).
Wuuaaahhh, isinya binder warna biru! Itukan warna favoritku! (Iyahh, udah tauu,
nggak usah lebay deh..lanjut.) Cover bindernya bergambar sepasang beruang lagi
berpelukan di tengah salju dan dibawahnya ada tulisan Between You & Me, ilahhhh co cwitt banged si kamu mas…aku suka
ko sama bindernya, apalagi yang ngasih kamu. Ternyata di dalamnya ada kertas
refillnya juga. Makasih ya sayang…muach. :*
Beberapa hari kemudian, dia
bawain aku sepasang sandal sesuai dengan ukuran kakiku. Sandalnya lucu dan
unik, warnanya kuning. Aku seneng banget karena aku udah lama pengen sandal
kayak gitu. Sekali lagi makasih ya mas…
Setelah itu aku iseng keluar ke
teras rumah aku melihat ke arah lantai teras rumah. Aku merasa dejavu karena
aku melihat ada sandal yang serupa dengan sandal kuningku tadi, tapi yang ini ukurannya
berbeda, jauh lebih gedhe. Owalah aku baru sadar, jadi kita kembaran sandal nih
ceritanya? Wah..wah.. ternyata bukan cuma cintanya aja ya yang sama tapi sandalnyapun
juga ikut disamain. Makasih lho ya buat kejutannya…
Ngeband
Hari ini dia ada jadwal manggung
di SMAnya, menjadi drummer adalah
peran penting yang diambil olehnya. Hari itu aku sengaja menyusul ke sana untuk melihat
aksinya manggung. Setelah selesai manggung, dia langsung nyamperin aku trus
ngajak jalan-jalan menyusuri koridor sekolah. Secara baru kali itu aku maen ke
sekolahnya kemudian dia berlagak seperti tour
guide mengenalkan tempat-tempat yang ada disitu. Tak lupa dia juga ngasih
tahu dimana letak kelasnya.
Sorenya dia ke rumahku. Dia ingin
aku bisa nemenin dia latihan band. Kemudian aku bergegas bersiap diri dan berpamitan
kepada orangtua. Pada saat aku mau naik ke motornya, sempet-sempetnya dia
bilang :”Silahkan tuan putri…” sambil tersenyum manis. Kalo aku jadi sebatang
coklat, pasti aku sudah meleleh daritadi.
Sampai disana, kita sempat makan
bersama dengan teman-teman yang lainnya. Waktu itu dia malah yang ngambilin
makanan buat aku. (Harusnya kebalik. Harusnya kan aku yang ngambilin makanan buat dia.
Gimana sih, akunya yang kurang peka. Maaf ya).
Pas dia lagi nge-drum, aku keluar
dari ruangan itu karena di dalam hawanya panas. Aku pengen cari angin sebentar.
Nggak lama kemudian tiba-tiba ada yang ngagetin aku dari belakang. Masih dengan
membawa stick drum di tangannya dia sedikit menegurku :”Kamu kemana aja sih,
dari tadi aku cariin lho. Kamu masuk ke dalem aja ya biar bisa nemenin aku.
Nanti kalo di luar sendiri kan
bahaya”. Trus dia gandeng tanganku untuk masuk ke dalam. Setelah latihan selesai,
akhirnya kita pulang deh.
31/07/2003
Horee… hari ini adalah hari ulang
tahunku!! Aku mengadakan syukuran secara sederhana di rumahku. Hari itu aku
bahagia, namun kebahagiaanku belum lengkap tanpa kehadirannya. Waktu acara
sudah dimulai, dia tak kunjung datang. Aku mulai gelisah. Beberapa menit
kemudian senyumku mulai terpancar lagi karena dari jauh terdengar suara
motornya dan kemudian aku melihat dirinya berjalan menghampiriku. Ciyee…spontan
temen-temenku pada nyorakin aku sama dia. Aku seneng banget bisa ngrayain hari
spesialku ini bersama dia. Setelah acara selesai para tamu berpamitan pulang,
kecuali tamu terakhir yang datangnya terlambat itu. Dia masih duduk di sofa dan
menemani aku disitu. Kemudian dia bilang :”Maya, aku mau ngomongin sesuatu ama
kamu, penting banget!” Trus aku jawab dengan singkat :”Apa?” Lalu dia mendekati
aku seperti mau bisikin sesuatu hal di telingaku. Dan… *cupp* spontan dia cium
pipiku sambil berkata “Selamat Ulang Tahun ya Sayang….!!!!!” Sambil ketawa
nggodain aku. Huuuuuu….dasar, masnya nakal…nyebelin! Sambil mukul-mukul manja.
(nggak ding, nggak segitu juga kali). Sebagai hadiah ulang tahun, dia kasih aku
boneka donald bebek bertopi biru. Bonekanya unyu-unyu persis kayak yang ngasih.
Hehe…
Moment terakhir
Akhirnya aku lulus dari SMPku dan
melanjutkan ke sebuah SMA. Kegiatan MOS (Masa Orientasi Sekolah) cukup menyita
waktuku sehingga aku jarang bisa bertemu dengannya. Komunikasi juga jarang.
Kita sibuk dengan urusan masing-masing. Hari-hariku menjadi tidak seperti biasanya.
Aku kangen banget sama dia, tapi lagi-lagi aku gengsi untuk mengungkapkannya.
Kegiatan MOS selanjutnya yaitu para
siswa baru diwajibkan mengikuti kemah besar selama 3 hari. Di situ aku dituntut
untuk bisa mandiri alias apa-apa sendiri. Capeknya minta ampun. Malemnya kakak
pembinaku memanggilku. Katanya ada seseorang yang mau bertemu denganku,
kebetulan waktu itu adalah jam untuk menerima tamu. Aku bergegas pergi menuju
pintu gerbang sekolah, memastikan siapa yang mencariku malam-malam begini. Dari
kejauhan tampaklah seorang pemuda tampan berjaket hitam yang sedang berdiri di
dekat pintu gerbang sekolah. Nggak salah lagi, dia adalah seseorang yang selama
ini sedang aku kangenin, kemudian aku berlari nyamperin dia. Waktu itu dia
nanyain kabarku selama aku berkemah, kemudian ngobrol-ngobrol sebentar.
Disitu,kita agak sedikit canggung. Walaupun pagar besi milik sekolah memisahkan
kita, namun pertemuan kita malem itu terkesan romantis banget. Kayaknya udah
lama banget aku nggak ketemu sama dia, aku aja sampe deg-degan saat menatap
wajahnya. Sebelum aku beranjak untuk kembali ke tenda, dia memberikan aku sebuah
bungkusan yang isinya hamburger dan fried chicken. Katanya buat lauk makan, biar
aku nggak kelaperan saat di tenda nanti. Wah, makasih banget ya mas, nanti
pasti aku habisin deh. Trus habis itu aku pamitan untuk kembali ke tendaku
karena jam besuk udah hampir habis.
Bisa dibilang itu adalah moment
terakhir sekaligus moment termanis yang pernah aku lalui bersama dia.
Setelah itu hubungan kami menjauh
dengan sendirinya.
WHY? KENAPA? KOK BISA?
Pastinya selalu ada jawaban dari
sebuah pertanyaan, namun biarlah kami saja yang menyimpannya.
-The End-