Kamis, 09 Juli 2015

Artos Top Chef 2014


Ini adalah kedua kalinya saya mengikuti ajang kompetisi masak memasak di dunia para chef, setelah beberapa bulan yang lalu mengikuti acara audisi Hell's Kitchen Indonesia di Yogyakarta.

Dalam ajang ini sebagian besar para pesertanya sudah expert di bidang kuliner. Sedangkan saya? Saya hanya expert di bidang nekad. hehehe

Perlombaan ini diselenggarakan oleh pihak Armada Town Square, di kota Magelang pada tahun 2014. 

Tema masakan yang harus disajikan adalah Masakan Nusantara dengan Gaya Sajian Modern. 

Ada banyak pihak yang saya repotkan dalam persiapan lomba masak kali ini. Mulai dari orang tua, tetangga, sepupu, mamahnya temen saya, dan tukang jahit. 

Dibela-belain pesen seragam koki, biar terkesan expert. Pengennya sih biar performance nya bisa total, eh malah gagal total. Hahaha. 

Okey, mungkin kali ini memang belum rejekinya untuk menang. Namun saya bersyukur dan senang sekali bisa berada di 'Big Kitchen' bersama teman-teman chef, yang memberikan saya inspirasi untuk terus memasak dan menyajikan menu makanan dengan penuh kreativitas.

Dalam perlombaan ini saya mengajak sepupu saya untuk menjadi partner / asisten chef sekaligus menemani saya menikmati detak jantung yang selalu berdebar kencang ketika sang MC mengatakan : "Yak, waktu anda tinggal 10 menit lagi!"

Disitulah kami mulai panik dan menertawakan kekonyolan yang ada. Kami berdua bener-bener nggak punya basic pendidikan perhotelan ataupun culinary sama sekali.

Sesi presentasi pun tiba, Saya mencoba menjelaskan apa saja yang telah kami masak dengan 3 menu yang terdiri dari :
appitizier ------------- Trancamania
main course ---------- Steak Daging Sapi bumbu osek
dessert ---------------- Pudding Kopyor in Jar

Ada 1 komentar dewan juri yang selalu saya ingat ketika sedang mencoba mengiris daging sapinya yang belum empuk : "Ni dagingnya ngajak berantem ya!" sambil tertawa. Satu hal yang bisa saya lakukan pada saat itu adalah ikut tertawa bersamanya.



Nomor Peserta

Suasana sebelum perlombaan dimulai

Hasil karya para chef #part 1

Hasil karya para chef #part 2 

Dewan juri sedang serius memberi penilaian

Di panggung ini saya beserta asisten chef telah menyumbangkan sebuah lagu berjudul "Semua Karena Cinta", sambil menunggu hasil pengumuman dari dewan juri


Bersama teman-teman chef dari berbagai kota


Sertifikat peserta lomba ARTOS TOP CHEF 2014

Berpose bersama hasil karya

Sukma, asisten chef yang paling unyu 


Foto bersama Chef Hengky, kami lebih senang memanggilnya : Pace!
Selamat buat para chef yang telah memenangkan perlombaan ini. Keep cooking with love!







Selasa, 07 Juli 2015

Indian Apache

Selain suka bikin kue bantat, saya juga suka bikin sesuatu yang unik. Berhubung saat itu saya masih jadi pengangguran, nggak ada kerjaan, nggak ada pacar, maka tercetuslah ide untuk membuat gambar tentang Indian Apache. Sebenarnya awal mulanya terinspirasi sama fotonya Pevita Pearce yang ada di instagram, kebetulan dirinya sedang berpose memakai topeng ala Indian. Dilihat-lihat, lucu juga ya ternyata. Inspirasi juga datang dari tayangan yang sering saya tonton, yaitu : Mister Maker, yang selalu kreatif membuat sesuatu dari barang-barang bekas. 

Siang itu, saya berjalan ke arah salah satu ruangan rumah saya yang menyimpan berbagai macam alat kebersihan rumah tangga, sambil melihat-lihat barang apa saja yang bisa saya gunakan untuk membuat sebuah karya. Pandangan saya langsung tertuju pada kemoceng yang bulunya sudah mulai rontok. Bisa nih dibikin sesuatu! Lalu saya menyiapkan buku gambar ukuran A3, cutter, pensil, penghapus, lem UHU, 1 biji permata berwarna merah yang terbuat dari plastik, dan pensil warna. 


property yang disiapkan
Supaya hasil gambarnya bisa mirip dengan orang Indian Apache, maka sebelum menggambar saya searching di google terlebih dahulu mengenai gambar-gambar orang indian apache pada umumnya. Setelah itu, langsung deh 'dancing in the drawing' dan inilah hasilnya! 

gambar indian apache ala Maya



gambar indian apache setelah diberi warna

sisipkan bulu-bulu ayam menggunakan cutter dan rekatkanlah dengan isolasi


Tarraaaa... beginilah hasil akhirnya! :)

And then, hasil karya tersebut saya tempel bersama hasil karya saya yang lainnya. Mungkin pada suatu malam, si Indian Apache ini akan hidup dan berteriak : "Wooo..woooo...woooo....".