Selasa, 30 Mei 2017

Keluargaku adalah Rumahku

Setiap anak yang terlahir di dunia tidak bisa memilih dari keluarga mana dia dibesarkan. Apakah dari sebuah keluarga yang kaya raya atau keluarga yang kurang beruntung. Apakah dari keluarga yang harmonis atau dari keluarga yang broken home? Semua itu sudah diatur oleh Yang Diatas.

Setiap anak yang terlahir di dunia tidak bisa memilih rangkaian kata apa saja yang digunakan untuk menamai dirinya sendiri. Semua sudah diatur oleh pihak keluarga masing-masing. Dulu saat aku kecil, aku bertanya-tanya kenapa namaku Galuh Maya Stephani? Kenapa bukan Kotaro Minami? Dia kan keren, kuat, dan seorang pahlawan. Kebetulan saat itu aku ngefans banget sama tokoh superhero tersebut. Mereka yang memberikan nama untukku pasti sudah mempunyai maksud dan sejuta harapan supaya ketika aku besar nanti, kelak aku bisa menjadi anak yang seperti ratu-berjiwa pemimpin (Galuh), dapat bersinar menjadi terang bagi orang lain (Maya), dan memiliki karakter yang baik hati (Stephani). 

Setiap anak yang terlahir di dunia tidak bisa memilih dari orangtua mana dia dilahirkan. Si anak tidak bisa memilih, ingin punya papa seperti Albert Einstein, atau punya mama seperti Lady Diana. Ketika aku lahir ke dunia, aku juga tidak bisa memilih dari orangtua mana atau tipikal orangtua yang seperti apa dalam mendidik anak-anaknya. Yang aku tahu, aku memiliki kedua orang tua yang sangat menyayangiku. Walaupun terkadang, ada beberapa hal dan value yang bertolak belakang dengan apa yang aku yakini.

Ayahku seorang seniman dimana ketika aku mulai tertarik di dunia musik dan menggambar, beliau selalu menjadi mentor yang setia dan memfasilitasi segala keperluan yang aku butuhkan.

Seperti ketika aku akan mengikuti lomba menyanyi, ayahku menyulap kamarnya menjadi panggung musik, lengkap dengan sound system, mic, keyboard, organ, gitar, dan nggak tanggung-tanggung panggung pentasnya adalah tempat tidur kuno milik ayah, yang terbuat dari tiang-tiang besi nan kokoh. Setiap tiangnya beliau lengkapi dengan hiasan lampu warna warni ala 17 agustus-an. Haha, supaya terkesan seperti panggung musik beneran. Hampir setiap malam beliau menyuruhku untuk berlatih menyanyi dan merekam suaraku ke dalam sebuah kaset. Sampai sekarang rekaman itu masih ada. Sering aku putar kembali. Lucu juga ternyata suaraku saat masih kecil.

Ayahku juga mengajariku untuk belajar bermain organ dan keyboard. Sayangnya saat itu aku kurang tertarik, aku lebih memilih untuk belajar bermain gitar dan biola.

Pada saat aku akan mengikuti lomba menggambar, ayahku juga membelikan berbagai macam crayon, pensil warna, cat air, penggaris bentuk, dan buku gambar. Beliau pintar menggambar, hasil karyanya oke punya, sehingga aku termotivasi untuk bisa berkarya seperti ayah.

Sedangkan ibuku adalah seorang wanita karir yang cukup perfeksionis, dimana segala sesuatunya harus perfect! Waktunya banyak tersita di kantor. Aku sering berandai-andai kapan ibuku bisa cuti / libur lama, supaya bisa menemani hari-hariku belajar dan bermain di rumah. Walaupun sibuk, ibuku sangat menyayangi anak-anaknya. Beliau paling parno kalau anak-anaknya sakit atau kenapa-kenapa. Mungkin karena merasa kurang banyak waktu untuk mengontrol anak-anaknya, beliau menjadi sosok ibu yang suka parno, khawatiran, dan posesif. Mau belajar motor aja nggak dibolehin. Maen sepatu roda di malam hari juga sering ditegur, karena takut kalau anaknya terjatuh. Please, trust me Mom! I'm fine. Okey?

Oiya, disamping itu aku punya 1 saudara kandung yang sangat aku kasihi. Namanya Eva Ratna Syari Rhosa. Aku biasa memanggilnya dengan sebutan : Mb. Ai (dari kata Syari, berhubung aku dulunya masih celat jadi bisanya ngomong Ai. Hehee..). Dari kecil sampai dewasa ini, kami jarang sekali berantem. Sampai-sampai banyak yang ingin tahu apa rahasianya supaya tetap akur dan kompak seperti kami. Hohoho. Padahal sebenarnya nggak ada rahasianya sama sekali. :)

Yah, begitulah singkat cerita tentang keluargaku yang unik.

Bagiku, keluarga adalah rumah...,
Tempat untuk pulang...,
Tempat untuk kembali dimana ketika diluar sana tidak ada tempat senyaman di rumah...,
Tempat untuk kita kembali dari sebuah perjalanan yang panjang dan mungkin melelahkan...,

 I Love u... Ibuk, Papah, Mb. Ai.

































Selasa, 23 Mei 2017

Ciptakan Kesempatanmu Sendiri

Hallo..hallo.. hai..

Jumpa lagi bersama Maya disini.

Wah, udah lama banget nih nggak bercicit cuit di blog kesayangan, kangen tauk. Maklum, penulisnya lagi kebanyakan (p)acara(n). Hehe. *Yap, gue sekarang udah nggak jomblo lagi men! Hasek, makan2.

Btw, pasti para mayalovers udah nggak sabar ya nungguin cerita-cerita absurd dari gue?
Hayo ngaku??

Apah?? Biasa aja. Hmmm, oke baiklah.

Jadi begini, setelah sekian lama menghilang dari dunia tulis menulis, aktivitas gue sehari-hari adalah menjadi ibu peri yang baik hati alias jadi guru BK di sebuah sekolah swasta Jakarta. Gue sangat mencintai pekerjaan ini. Bisa deket sama anak-anak, belajar memahami dunia mereka, dan berbagi pengalaman dengan partner kerja yang super baik hati juga. Thank God!


Nak, tahu nggak kalo kamu itu... berat! :p

double jobdesc : guru BK dan tempat bersandar untuk hati yang lelah. Halah..


Audrey & Given : miss, ayo kita adu imut!  Miss Maya : Okey, siapa takut! 

kelakuan 2 siswa ini sungguh lucu.. sukanya kepoin dan cari2 foto guru BKnya di media sosial, diprint lalu mampir ke ruang BK cuma mau minta tanda tangan. Hahaaa... But, thank you for loving me! 

mungkin mereka pikir gue ini semacam boneka menggemaskan (gendut soalnya). Please, jangan rebutan ya nak! :p

Apalagi di dukung dengan letak tempat tinggal yang strategis, kost sama sekolah deket banget. Tinggal ngesot..berdarah dikit.., nyampe deh.

Terlepas dari pekerjaan di atas, sebenarnya gue masih punya kegelisahan untuk memiliki usaha sendiri. Mungkin selama ini orang awam bahkan termasuk gue, mempunyai pandangan yang salah tentang karir. Kebanyakan dari kita berpikir bahwa karir itu berjenjang secara vertikal. Misalnya dari karyawan biasa / staff bisa naik tingkat menjadi supervisor lalu setelah banyak peningkatan kinerja, naik lagi menjadi manager, hingga akhirnya menjadi general manager. Pasti akan banyak membutuhkan waktu-tenaga-pikiran-perasaan untuk berada di posisi yang diinginkan.

VERTIKAL *design by Maya


Namun di sisi lain, ada pernyataan dimana karir itu bisa berkembang secara horizontal. Setiap orang bisa mendapatkan penghasilan dari berbagai macam titik keahlian yang dimiliki. Contohnya :

Jam 06.30-15.00 bekerja sebagai guru (Senin-Jumat)
Jam 08.00-12.00 menerima jasa make up (Sabtu & Minggu)
Jam 13.00-17.00 menerima jasa catering kue (Sabtu & Minggu)

Waktunya lebih fleksibel, bahkan jadwalnya bisa disesuaikan dengan kebutuhan keluarga. Pastinya dengan management waktu yang baik, tetap menjaga komitmen dan konsisten.

HORIZONTAL *design by Maya


Jadi misalnya suatu hari nanti di kehidupan yang akan datang, ada keajaiban bahwa anak-anak yang baru lahir udah bisa baca dan hitung sendiri dan nggak perlu guru lagi, maka gue bisa beralih jadi tukang make up. Nanti apabila di masa berikutnya cewek-cewek udah terlalu canggih dalam bersolek, sampai-sampai punya topeng make up sendiri, tinggal tempel doang tanpa ribet, pastinya gue sebagai tukang make up akan beralih menjadi tukang kue. Lalu di era berikutnya apabila orang-orang sudah tidak menyukai kue, maka... kelarlah hidup gue.  

Enggalah, nggak gitu juga keles.

Yang pasti setiap manusia sudah diberi talenta dan kreativitasnya masing-masing untuk bisa bertahan hidup dan berguna bagi sesamanya. 

Oiya, alangkah baiknya jika kita punya seorang ‘guru’. Sosok yang bisa kita teladani. Entah itu tentang daya juangnya, semangatnya, serta nilai-nilai hidup yang dimilikinya. Pasti deh, kalian akan termotivasi dan tergerak hatinya untuk menjadi orang yang berhasil seperti mereka.


Dunia sudah berbeda, kalian bisa menjadi siapapun. Maka buatlah karya sebanyak-banyaknya, buatlah opportunity-mu sendiri. Jadilah apapun yang kamu suka!

SEMANGAT...:)


P.S. : Tulisan ini dibuat dalam rangka melunasi janji gue ke salah satu temen yang bentar lagi mau launching buku baru. Yeeyyy, selamat yah... Rinnitut! I'm so proud you!! :)