Aku teringat akan buku bacaan goosebumps yang meminta pembacanya untuk menentukan sendiri jalan ceritanya. Jika pembacanya tepat memilih halaman berikutnya, ia akan selamat. Namun kalau salah, ia akan LEWAT!
Begitu juga dengan kehidupan kita sehari-hari. Setiap harinya selalu dituntut untuk mengambil keputusan. Dari hal-hal kecil seperti : hari ini mau makan apa ya? hari ini mau pakai baju warna apa ya? hari ini mau bangun jam berapa ya? hari ini apa saja yang harus dikerjakan ya?
Hingga hal-hal besar mengenai memilih pekerjaan, pasangan hidup, partner bisnis, dll.
Salah-salah mengambil keputusan, kita akan LEWAT!
Kebanyakan orang akan mencari "kambing hitam" atau objek yang pantas disalahkan ketika dirinya terkena kesialan. bukankah begitu? Alih-alih merefleksi diri dan memperbaiki sikap, mereka cenderung menyalahkan. Ya.. siapapun yang punya celah untuk disalahkan. Padahal sebenarnya, orang yang bertanggung jawab atas kebahagiaan, kesedihan, kesialan, keberuntungan tersebut adalah diri manusia itu sendiri. Bukan orang lain.
Apa yang kita lakukan hari ini, akan menentukan nasib kita di kemudian hari. Yang pasti, kita harus mengetahui apa konsekuensi dari setiap pilihan-pilihan yang kita buat.
Jadilah bijak.
Senin, 08 Oktober 2018
Jumat, 20 April 2018
Catatan Seorang Introvert
Aku lebih
menyukai kesendirian. Entah mengapa. Namun aku berusaha untuk menjadi orang normal
pada umumnya. Walaupun sebenarnya sedikit menyiksa. Lelah hayati bang…
Ketika aku
mempelajari beberapa artikel, ternyata aku termasuk orang yang introvert. Disitu
disebutkan bahwa orang introvert itu :
·
Sangat menyukai me time
·
Tidak menyukai pembicaraan ringan
·
Tidak menyukai dering handphone
·
Tidak langsung membalas pesan dari seseorang
·
Merasa keramaian membuatnya gila
·
Bukan orang yang anti sosial tapi selektif
·
Lebih nyaman untuk hangout dengan sedikit orang
·
Suka mengamati keadaan sekitar dengan sangat
cermat
·
Pendengar yang sangat baik dan sangat serius
ketika mendengarkan
·
Cenderung suka menulis.
ITU SEMUA AKUU
BANGETTTT!!!
Terkadang aku
akan menutupi sifat introvert ku dengan masuk ke komunitas lain yang sama
sekali tidak kenal aku sebelumnya. Disitu aku bisa bebas menjadi orang lain.
Bukan berarti aku ingin menipu orang lain, bukan. Hal ini aku lakukan untuk
‘melatih’ diriku sendiri. untuk mulai menjalin relasi dengan orang lain dan
menantang diriku sejauh mana aku bisa bertahan.
Walaupun begitu,
aku mencoba untuk menyeimbangkan karakterku supaya nggak introvert banget. Hingga
akhirnya aku mencoba bergabung dengan sebuah komunitas yang aku pikir komunitas
tersebut bisa membawa dampak positif buat aku, seperti guru sekolah minggu,
kegiatan pemuda di gereja, senat mahasiswa, dan volunteer bencana alam. Dari
situ aku bekerja sama dengan banyak orang dengan berbagai karakter yang
berbeda. Entah mengapa aku bisa leluasa menguasai pembicaraan dengan siapa
saja. Seperti bukan aku. Aku bersyukur bisa melawan sifat introvertku yang
terkesan pendiam-pemalu-pasif-anti sosial. Bahkan ada yang secara langsung
mengaku bahwa dirinya terberkati atas apa yang pernah aku katakan kepadanya. Oh
God, ini sungguh luar biasa. Aku bersyukur bisa menjadi berkat untuk orang lain
di dalam keterbatasanku.
Pesan untuk para
introvert :
Menurutku, menjadi
orang introvert itu tidak selamanya negatif. Mereka yang introvert hanya butuh
berlatih mengkomunikasikan apa yang mereka pikirkan dan rasakan. Intinya,
jangan dipendam sendiri. karena orang introvert cenderung lebih mudah depresi
daripada orang ekstrovert. Pilihlah teman curhat yang bisa dipercaya dan yang
mau mendengarkan dengan tulus. Kalau susah mengutarakan sesuatu, kita bisa
menggunakan media seperti email, WA, sms, blog, diary, atau surat untuk menulis
kegelisahan kita. Percayalah, bahwa kalian tidak sendirian. J
Resolusi 2018
- Menikah
- Menjadi guru BK yang lebih baik
- Mempunyai studio make up di rumah
- Mempunyai kitchen set lengkap dengan peralatan dan bahan makanannya
- Fokus mempelajari make up --- ikutan seminar dan workshop MUA Vinna Gracia
- Mempunyai bisnis sebagai MUA (Make Up Artist)
- Traveling ke dalam & luar negeri
- Menjadi penulis
- Mengatur pola makan sehat
- Perawatan wajah dan rambut
- Pandai membagi dan menggunakan waktu
- Tegas terhadap hal yang prinsip
- Mempunyai tabungan hari tua
- Menjadi istri yang cantik, baik, pintar, dan pengertian
- Menjadi ibu yang mampu mendidik anaknya secara demokratis
Kamis, 19 April 2018
Penggemar Horor
Waktu aku kecil, aku suka sekali pergi ke toko buku. Buku incaranku
adalah Goosebumps. Buku horror karya R.L. Stine terjemahan dari luar negeri yang ceritanya menegangkan dan penuh dengan tanda tanya. Aku senang membaca cerita yang bikin penasaran, dan susah ditebak. Beberapa koleksi buku yang aku miliki berjudul : Arwah Penasaran, Pembalasan Kurcaci Ajaib, Bergaya Sebelum Mati, Rahasia Kepala Terpenggal, Selamat Datang di Rumah Mati, Jangan Sembarangan Mengucapkan Keinginan, Misteri Museum Lilin, dan lain-lain hingga mencapai 20 eksemplar buku.

Karena dulu waktu kecil aku masih sangat polos (dan mungkin sekarang juga masih), aku tak segan-segan untuk berbagi kebahagiaanku dalam membaca. Jadi setiap teman yang ingin membaca buku-buku ku, aku selalu meminjami nya dengan senang hati. Namun ternyata ada sebagian dari mereka yang tidak terlalu tertib dalam mengembalikan barang, sehingga sedikit demi sedikit buku ku hilang entah kemana. Hiks, menyedihkan.
Dari kisah-kisah yang akan baca, aku sering menceritakan kembali kepada teman-temanku dikala istirahat sekolah. Aku senang bisa menjadi pusat perhatian dan didengarkan. Apalagi kalau teman-teman sudah mulai ketakutan, aku jadi tambah senang. Hehehe.
Selain buku horor, aku juga menyukai film-film horor. Sampai sekarang. Sebenarnya aku termasuk orang yang penakut. Tapi karena rasa penasaranku lebih besar dari rasa takutku, jadi hajar aja lah. Yang penting bisa update film-film horor. Untuk film Indonesia, aku merekomendasikan film Pengabdi Setan. Menurutku alur ceritanya bagus, suka bikin kaget, dan hantunya komplit! Semua macam hantu ada disitu. Pada reunian kayaknya.
Menurutku, membaca dan menonton film horor itu seru dan menantang adrenalin. Karena aku ini orangnya penakut, jadi bisa dibilang hal ini merupakan shock terapi supaya aku menjadi orang yang pemberani dan tidak takut lagi. :)
Dari kisah-kisah yang akan baca, aku sering menceritakan kembali kepada teman-temanku dikala istirahat sekolah. Aku senang bisa menjadi pusat perhatian dan didengarkan. Apalagi kalau teman-teman sudah mulai ketakutan, aku jadi tambah senang. Hehehe.
Selain buku horor, aku juga menyukai film-film horor. Sampai sekarang. Sebenarnya aku termasuk orang yang penakut. Tapi karena rasa penasaranku lebih besar dari rasa takutku, jadi hajar aja lah. Yang penting bisa update film-film horor. Untuk film Indonesia, aku merekomendasikan film Pengabdi Setan. Menurutku alur ceritanya bagus, suka bikin kaget, dan hantunya komplit! Semua macam hantu ada disitu. Pada reunian kayaknya.
Menurutku, membaca dan menonton film horor itu seru dan menantang adrenalin. Karena aku ini orangnya penakut, jadi bisa dibilang hal ini merupakan shock terapi supaya aku menjadi orang yang pemberani dan tidak takut lagi. :)
Mirip Artis
Kapan hari, aku pernah ke klinik Tanjung Duren, terus ketika aku mau pulang dari sana tiba-tiba ada mas karyawan yang bilang ke aku.
Karyawan : Mb..mb.., mb nya wajahnya mirip deh sama reporter yang sering di Metro TV itu lho!
Maya : Oiya? siapa namanya mas?
Karyawan : Itu lho, reporter Metro TV yang pernah disandera di Afganistan
Maya : *masih bingung karena jarang nonton TV
Karyawan : Namanya Mutia siapa gitu mb (sambil senyum-senyum)
Maya : Owhh, okey.. ntar saya cari di google. Makasih mas, permisi..
Dan setelah itu sembari menunggu jemputan bang gojek datang, aku searching di internet dengan kata kunci : "reporter metro tv yang disandera di Afganistan"
Loading
.
.
.
.
.
.
.
Dan akhirnya dapet deh nama Meutya Hafid.
Ini dia penampakannya. Hohoho.
Lalu, aku jadi ingat.. sewaktu aku kecil, aku sering dibilang mirip Gita Gutawa sama ayahku dan teman-temanku. Hohoho.
Kemudian sahabat karibku di SMA pernah bilang kalau aku mirip Dera "Idol".
And then, salah satu partnerku malah pernah bilang kalau aku mirip Bunga Zainal. Akh, jadi GR.
Yang pasti, cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan. Sekian.
Karyawan : Mb..mb.., mb nya wajahnya mirip deh sama reporter yang sering di Metro TV itu lho!
Maya : Oiya? siapa namanya mas?
Karyawan : Itu lho, reporter Metro TV yang pernah disandera di Afganistan
Maya : *masih bingung karena jarang nonton TV
Karyawan : Namanya Mutia siapa gitu mb (sambil senyum-senyum)
Maya : Owhh, okey.. ntar saya cari di google. Makasih mas, permisi..
Dan setelah itu sembari menunggu jemputan bang gojek datang, aku searching di internet dengan kata kunci : "reporter metro tv yang disandera di Afganistan"
Loading
.
.
.
.
.
.
.
Dan akhirnya dapet deh nama Meutya Hafid.
Ini dia penampakannya. Hohoho.

Lalu, aku jadi ingat.. sewaktu aku kecil, aku sering dibilang mirip Gita Gutawa sama ayahku dan teman-temanku. Hohoho.
![]() |
Gita Gutawa |
Kemudian sahabat karibku di SMA pernah bilang kalau aku mirip Dera "Idol".
![]() |
Dera 'Idol' |
And then, salah satu partnerku malah pernah bilang kalau aku mirip Bunga Zainal. Akh, jadi GR.
Bunga Zainal |
Yang pasti, cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan. Sekian.
Langganan:
Postingan (Atom)