Setelah satu tahun berlalu, tugas sudah selesai dan kami sudah tidak bekerja sama lagi dalam organisasi tersebut. Kami sibuk dengan kegiatan masing-masing. Jarang bertemu dan jarang berkomunikasi.
Hingga suatu hari, aku mendapatkan message dari dirinya lewat facebook. Isinya hanya seputar menanyakan kabar, mengkritik warna background blogku yang katanya warnanya ga kuku’ (dibaca: bikin sakit mata), dan dia sempat juga membahas tentang hobiku yaitu menggambar. Lalu aku balas seperlunya saja.
Ketika aku sedang online di FB, tiba-tiba dia chat aku.
Biasanya dia akan memulai percakapan dengan menyapa : Mbak May...
Dan bla...bla...bla... kita mulai ngobrol ngalor ngidul.
Dan semenjak itulah kita jadi sering sms-an.
Sampai akhirnya, aku mendapatkan message darinya via FB yang berisi ajakan makan malam, bahasa kerennya dinner bareng. Wow, kalau urusan makan mah sepertinya tidak bisa ditolak nih. Hehe, secara aku doyan banget makan. Pantesan aja badanku nggak pernah bisa kurus. Tapi saat itu aku langsung minta ke dia agar acara nge-date nya jangan cuma aku ma dia doang, gile aje. Aku pengen ada pihak ketiga atau keempat yang bisa nemenin kita makan malam. Maksudku biar bisa jadi satpam gitu. Hehe… Akhirnya permintaan itu dikabulkan oleh si Gajah. Dia mengajak 2 temannya, yaitu Gisel dan Indro (nama disamarkan). Untung aja ada mereka berdua, jadi aku bisa lebih relax dan nggak canggung.
Pernah suatu kali aku mendapat sms dari Gajah yang bunyinya bikin bulu kudukku berdiri :
“Aq kgn ma km may.. Muach..”
Waduh, ni anak kenapa yah? Lagi kena gangguan ato lagi mabok yah, baru akrab aja udah berani and pede banget nulis kayak gitu.
Belum reda keherananku dengan smsnya si Gajah, tiba-tiba dia telpon. Aku tambah ngeri mau angkat telponnya. Nggak ngebayangin dia mau ngomong gitu secara langsung ma aku. Hahaha. Langsung aja aku tekan tombol untuk menerima telpon dan... kemudian cepat-cepat aku sembunyikan HPku di bawah bantal. Aku geli sendiri mau jawab gimana. Waktu itu gayaku freak banget. Nungging-nungging sambil tutup kuping seolah-olah kayak ada bom yang mau meledak di sebelahku. Aku sempet denger si Gajah mangil-manggil namaku. (Kayak orang lagi koma setengah sadar, manggil-manggil nama kekasihnya) --lebay tingkat tinggi--
Setelah ”rintihan” si Gajah berhenti, aku baru berani membuka bantal. Ternyata eh ternyata si Gajah ngirim sms yang berbunyi :
”Tlg angkat, penting bgt”.
Aduh, gimana ya... aku tetep nggak mau angkat telponnya, nggak tahu kenapa. Mungkin karena aku sedang phobia dengan suara gajah ato sejenisnya. Lalu dia kirim sms lagi yang bunyinya :
“May tu sms yg da kangen2nya indro yg krim. Maap y”
Owalah, ckckck,,, dasar si Indro! minta dicium tu anak. (milih dicium pake apa, sepatu atau sandal?)
Banyak sekali gombalan dan rayuan yang aku dapatkan dari si Gajah ini. Sampai-sampai isi inbox HPku penuh gara-gara sms si Gajah yang overload itu. Ujung-ujungnya untuk mencari simpati, Gajah selalu titip salam buat Ibuku. Kenapa yah setiap cowo yang lagi deket ma aku kebanyakan suka nitip salam buat Ibuku? (Hmm sebentar, aku jadi curiga nih. Jangan-jangan...Oh, No! Sebenarnya kalian sukanya ma aku atau sama ibu aku sih? Hks.)
Hingga suatu saat, benih-benih cinta itu mulai terasa. Seperti kata pepatah Jawa, ”Witing tresna jalaran saka kulina”. Setiap orang pastinya akan mempunyai cara tersendiri dalam mengungkapkan isi hatinya. Begitu juga denganku. Aku cenderung lebih suka mengungkapkan isi hatiku melalui sebuah gambar, dan akhirnya aku tergerak untuk menggambar seekor gajah dan seekor kebo yang di tengahnya aku bubuhi lope-lope berwarna merah jambu. Dan inilah hasilnya. Taraaa....!!!
(Not bad lah! gambar ini digambar menggunakan paint yang ada di komputerku. Untuk menghasilkan perpaduan warna dan gambar sebagus ini dibutuhkan ketelitian dan keahlian khusus serta bakat menggambar yang ekstra tinggi. Eitz, kalian dilarang protes, gini-gini aku nggambarnya sambil gemeteran tauwww...secara pake mouse gitu lohhhh. Idih, please deh May.. biasa aja kale. Dasar Maya suka Lebay!)
Kenapa yang satunya gambar Kebo? Karena si Gajah suka memanggilku dengan sebutan ”Kebo”. Nama itu tercetus karena aku suka ketiduran kalau lagi smsan ma Gajah. Si Gajah dengan sabar menunggu balesan sms, eh si Kebo malah asik tidur. Tidur adalah salah satu hobiku, jadi wajarlah kalau si Gajah memanggilku dengan sebutan Kebo.
Namun tiba-tiba aku berpikir kembali kalau sepertinya cinta ini adalah cinta terlarang dimana posisiku lebih tua dari si Gajah. Entar kasusnya mirip kayak si Yuni Shara ma Raffi Ahmad deh, tapi bedanya aku bukan tante-tante yang udah menjanda loh.
Aku juga sempat menyampaikan kegundahanku ini kepada si Gajah, tapi dia berpikir bahwa perbedaan umur itu bukanlah penghalang untuk melanjutkan hubungan yang lebih serius. Yang penting kedewasaannya, katanya. Ckckck, ni anak kagak bisa dibilangin rupanya.
Hari demi hari berganti, smsan ma Gajah menjadi semakin intens. Dari bangun tidur, mau mandi, mau makan, ngerjain tugas/pekerjaan, nonton bola (waktu itu lagi heboh2nya Piala Dunia), sampe mau tidur lagi. Huft, tiada hari tanpa smsan ma Gajah. Pengen rasanya nyanyiin lagu buat dia, Mau dibawa kemana hubungan kita...
Tapi lama kelamaan aku kok merasa bersalah ya smsan terus ma si Gajah. Nggak tahu kenapa. Nggak nyaman aja. Hmm, sepertinya aku tahu penyebabnya, kenapa aku selalu dihantui oleh rasa bersalah, nggak enak, dan nggak nyaman. Tak lain dan tak bukan karena aku berpikir bahwa kedekatanku dengan si Gajah ini jangan-jangan hanya sekedar “kesenangan sesaat” yang dibuat olehnya. Sampai-sampai aku sms dia, mengajukan 3 faktor utama yang menyebabkan aku mulai ragu untuk meneruskan hubungan yang nggak jelas ini.
Yang pertama : Aku tidak ingin menimbulkan masalah baru. Sepertinya akan banyak kontroversi ketika Gajah dan Kebo bersatu.
Yang kedua : Aku tidak ingin menyakiti perasaan orang lain. Hmm, pastinya akan ada seseorang atau mungkin beberapa orang yang kecewa ketika hubungan ini berlanjut.
Yang ketiga : AKU TAKUT JATUH CINTA.
Lalu si gajah membalas smsku,
“May??? Give me chance to prove you…”
“Okelah may, aq bs hargai.. But, aq harap kita bsa brproses dgn apa yg kita jalani.hehe.”
Fiuh, akhirnya aku bisa sedikit bernafas lega. Paling nggak aku bisa bebas dan tidak terbeban lagi. Untunglah si Gajah bisa ngertiin apa yang aku mau.
Mungkin inilah yang dinamakan proses. Proses dimana kita sebagai manusia dewasa diharapkan untuk bisa membedakan antara keinginan sesaat dan kebutuhan.
Catatan terakhir buat Gajahku :
Halo Gajah... ni Kebo.
Btw, senang bisa mengenalmu lebih dalam Jah...
Banyak hal dan inspirasi yang Kebo dapatkan dari seorang eh seekor Gajah sepertimu.
Semoga suatu saat Gajah bisa menemukan pengganti Kebo yang bisa mendampingi Gajah sampe Gajah menjadi fosil nantinya. Pastinya harus dengan sesama Gajah lho. Jangan sama Kebo. Karena ketika Gajah dan Kebo dipersatukan, selain akan menyalahi kodrat, hal itu akan menjadi GAJEBO alias Ga jelas Boo...
Ya udah, Kebo mau ngebo(dibaca: tidur) dulu yah...Gajah jangan lupa mandi.
Salam,
Kebo Endut.
Hohohohoho..
BalasHapusGajah emang nggak baik buat kesehatan kebo...
gajah baiknya ama gajah,, kebo ya ama kebo...
hehehehe
sayang sekali ya ..
BalasHapustapi bagaimanapun juga itu kputusanmu dan patut dihargai ..:)
iya, saat ini saya sedang mencoba untuk mengendalikan diri demi kebaikan bersama.
BalasHapusthank's yah bwt comentnya...;p