Berangkat dari keinginan orang tua, akhirnya saya menjadi salah satu mahasiswi fakultas psikologi di UKSW. Sebenarnya keputusan yang saya ambil ini agak sedikit bertentangan dengan hati dan jiwa saya. Saya cenderung menyukai hal-hal yang berhubungan dengan gambar, desain grafis, ketrampilan, kreatifitas, dan juga musik. Tapi apa kata orang tua ketika saya ingin berkuliah di bidang tersebut? Mereka selalu bilang, “Kamu mau jadi apa kalau kuliah di bidang seperti itu? Sekarang cari kerja itu susah dik”.
Oke, saya mengerti. Semua orang tua pasti menginginkan yang terbaik buat anak-anaknya. Saya jadi berpikir, ketika saya punya anak nanti, saya tidak akan membatasi hak mereka untuk memilih apa yang mereka sukai, tekuni, dan kuasai. Saya ingin mereka berkembang menjadi diri mereka sendiri tanpa ada paksaan dan tekanan dari siapapun. Terserah pengen jadi apa, yang penting mereka bisa enjoy dengan dunianya.
Pasca tragedy penolakan proposal yang saya alami bulan Maret lalu, akhirnya saya off tidak mengerjakan proposal skripsi selama 7 bulan. Saya mutung!. Off disini bukan berarti tidak memikirkannya, saya justru tersiksa karena setiap hari ketika mau makan, mandi, tidur, dan melakukan aktifitas lainnya, saya selalu kepikiran terus dengan 7 huruf keramat itu. Saya bingung mau nulis apa lagi untuk proposal saya, ada ketakutan juga apabila proposal saya ditolak lagi. Hal itu membuat saya menjadi mengulur-ulur waktu dalam mengajukan proposal ke biro skripsi. Kayaknya skripsi saya ini sangat menyita waktu dan pikiran saya. Udah ngalah-ngalahin mikirin pacaran aja nih. Untunglah saat ini saya belum punya pacar, kalau udah punya pasti saya bisa semakin GILA.
Sampai sekarangpun saya masih belum bergairah untuk mengerjakan skripsi saya. Saya juga heran dengan diri saya sendiri, ketika berkunjung di perpustakaan saya jarang membaca buku-buku referensi. Yang saya baca malah koran harian, majalah motivasi, majalah desain, dan aneka resep makanan. Mau jadi apa saya ini? Beta seng tahu maleo…
Tapi entah kenapa saya mempunyai keyakinan yang kuat bahwa saya pasti bisa menjalani semua ini dengan baik. Saya sangat yakin dengan hal itu.
Akhir-akhir ini saya gemar sekali membeli buku dan kemudian membacanya. Buku tentang apa saja yang sekiranya mengena di hati. Salah satu buku bacaan yang sedang saya gandrungi saat ini adalah bukunya Raditya Dika. Rencananya sih pengen beli semua buku-bukunya, tapi belum ada duit. Saat ini saya baru bisa membeli 2 bukunya yang berjudul kambing jantan dan marmut merah jambu. Kedengarannya buku ini seperti bacaan yang agak bodoh. Yuph, bener banget, ini memang bacaan bodoh karena di dalamnya ada tertulis bahwa buku itu adalah catatan harian pelajar bodoh. Tapi melalui kebodohan-kebodohan yang penulis tularkan kepada saya, saya justru merasa menjadi lebih “pintar” dari sebelumnya. Banyak pelajaran-pelajaran berharga yang saya dapatkan dari kisah hidup seorang Raditya Dika. Kebetulan karakternya yang bodoh, selengekan, pekok, dan apa adanya itu tidak jauh beda dengan kepribadian saya sehari-hari. (Walaupun dalam pergaulan, saya cenderung pendiam dan pemalu. Tapi sebenarnya saya memiliki karakter yang hampir sama dengan si penulis). Dika adalah pribadi yang hebat karena ia berani menyuarakan isi hatinya bahwa ia tidak suka kuliah di bidang finance (Adelaide, Australia), pilihan orang tuanya. Ia hanya ingin bercerita! So Simple! Bercerita tentang banyak hal yang bisa membuat orang lain tertawa, sejenak melupakan kesibukan serta kesedihan mereka.
Melalui bakat dan hobinya menulis cerita di blog, Dika berhasil membukukan blognya tersebut menjadi sebuah novel yang kemudian difilmkan di layar lebar. Sungguh suatu karya yang luar biasa. Dika bisa membuktikan kepada dunia bahwa ia bisa sukses tanpa harus menjadi seorang ahli finance. Dari kisah hidupnya, saya jadi terinspirasi untuk menjadi seorang ‘Raditya Dika’ tanpa harus merubah kepribadian dan karakter saya yang sebenarnya.
Disini saya juga hanya pengen bercerita, bercerita, dan bercerita.Tidak lebih.
Karena dengan bercerita, saya bisa sedikit lega.
Mari bercerita, bercerita tentang apapun yang ingin kita ceritakan. Mengungkapkan apapun yang ingin kita ungkapkan. Mari suarakan hati kita!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar